Tricky Life Full of Treats


Dear readers,

Happy Halloween tricks or treats! Walaupun Halloween bukan budaya Indonesia tapi mulai banyak orang-orang yang ikut-ikutan merayakan dengan pakai kostum atau make up yang bernuansa Halloween. Kami sendiri memang mulai ikut-ikutan agar Zoey bisa ada kegiatan seru, hiburan dan tetap catching up sama tontonan TV yang promote Halloween di bulan Oktober setiap tahunnya (dampak dari kurangnya acara TV anak-anak Indonesia yang berkualitas).

Namun di bulan Oktober ini kami tetap mempraktekkan budaya Indonesia yaitu menjaga tali silaturahmi satu sama lain. Amazingly, cases Covid di Indonesia lagi rendah-rendahnya dan kegiatan masyarakat mulai lebih normal daripada sebelumnya. Orang mulai bekerja di kantor, mall dan tempat hiburan mulai penuh sama orang banyak terutama saat weekend, dan jalanan mulai padat. Momen ini kami manfaatkan dengan bertemu dengan teman-teman seperjuangan dulu di Sydney, yang sudah lama sekali tidak berjumpa, terpisahkan oleh jarak dan kesibukan masing-masing. Mendengar cerita dari dr. David juga Dibya + Raisa (walaupun di momen terpisah), memiliki benang merah yang sama yaitu jalan hidup itu berliku-liku, kadang rasanya menyenangkan kadang penuh ketidak pastian. Tapi selama berusaha yang terbaik toh ada saja jalan hidup yang membawa kita melihat masa depan yang lebih cerah.

Kesempatan mengunjungi Jakarta juga menjadi semacam nostalgia saat ke tempat-tempat yang biasanya kita kunjungi dulu. Kami menyempatkan diri mengunjungi area Taman Rasuna (tempat kami tinggal saat baru menikah hingga Zoey hampir berusaha 2 tahun), walaupun cuma sebentar tapi memang kelihatan sudah banyak yang beda. Area di sungainya lebih tertata, banyak toko yang tutup tapi tidak sedikit yang masih bertahan, dulu punya Bakrie sekarang jadi Sinarmasland, lol. Memang waktu itu mengubah keadaan, tapi memori indah di tempat tersebut seperti membawa saya melihat masa lalu saat kami beraktivitas di daerah tersebut.

Pada saat Halloween ini, kami juga memutuskan (dadakan) untuk menginap saja di hotel daripada capek pulang pergi di hari yang sama. Saya memesan 1 kamar yang lagi promo di hotel Indonesia Kempinski melalui Traveloka apps. Hotel ini memang bersejarah dan menjadi cagar budaya Indonesia (alasan utama saya booking hotel ini) dan juga memiliki akses langsung ke mall Grand Indonesia yang memudahkan kami mencari tempat makan atau berbelanja mulai dari baju hingga groceries. Ternyata kamarnya sangat luas, process check in cepat banget (kamar juga udah ready), fasilitas umum terkesan mewah (walaupun kolam renang gak terlalu gede) tapi bathtub nya kayanya yang paling gede se-Jakarta, pemandangan dari kamar langsung ke bundaran HI, ambiance di executive lounge nya asik banget berasa laid back, dan makanan Nusantara nya di Signature restauran benar-benar enak.

Pada sore hari kami ke Nirwana lounge untuk menikmati teh dan sandwich yang cukup enak, tehnya dari TWG, aroma earl grey tea ini mantap abis, gak ada obat. Saat malam kami bisa menikmati coktails dan light snacks, walaupun pilihan menu tidak banyak tapi sate enak banget dan signature cocktailnya juga cukup berasa terutama yang ada Tequila nya, membuat hidup rasanya lebih santai dan relax.

Untuk breakfast walaupun dibatasi hanya 1 jam saja, tapi banyak banget pilihan makanannya, saya yang biasanya siap jadi pemadam kelaparan, kali ini cuma bisa mencicipi hanya setengah dari jenis masakan yang ada. Makanan wajib nya bubur ayam yang katanya resepnya udah dari jaman dulu gak berubah, awalnya biasa aja tapi somehow nagih banget n makin dimakan makin nikmat. Menu khas Indonesia lainnya kaya daging guling, tongseng sapi nya juga recommended banget. Juara banget sih Signature kalau urusan makanan tradisional. Setiap cita rasanya bukan cuma enak tapi terkesan elegan.

Setelah makan pagi dan puas berendam bersama, kami menggunakan kostum Halloween yang sudah dipersiapkan. Zoey menjadi Butterfly, Cindhy jadi Owlette dan saya menjadi Pirate Santa. Zoey senang banget saat dapat coklat (trick or treat), dan bahkan ada tarian Halloween nya sendiri yang dia buat. Cindhy dan saya tidak seantusias Zoey karena memang tidak biasa merayakan Halloween kami cukup puas berfoto bersama dan melihat senyuman di wajah Zoey.

Kebahagiaan manusia itu sebenarnya sederhana, saat melihat orang-orang sekitar kita merasa senang dan baik-baik saja. Walaupun covid era belum berakhir tapi kadang kita perlu mengingatkan diri kita bahwa kita adalah mahluk sosial, pada waktunya nanti saat covid era berakhir semoga kehangatan bersosialisasi bersama teman dan keluarga akan lebih terasa lagi untuk kita semua bisa menghargai pentingnya hidup rukun bersama.

Salam,

Yosua

P.S. Life is sometimes tricky but it is truly full of treats, let us enjoy every chances on the table.

Leave a comment